Friday, December 5, 2014

Sangiang Island, an Unexpected Beautiful Beach


Pernah denger tentang Pulau Sangiang? Pulau kecil di Selat Sunda ini barangkali memang kurang populer sebagai tujuan wisata. Gue juga baru tau ada pulau bernama Sangiang. Letaknya yang serba nanggung mungkin menjadi salah satu penyebab kenapa Sangiang kurang ngetop di antara para traveler. Dibilang jauh juga enggak, tapi dibilang deket juga gak deket-deket amat. Pulau Sangiang yang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang di Provinsi Banten ini memiliki terumbu karang dan juga hutan mangrove yang terbentang di sepanjang pesisir. Tidak ada transportasi umum menuju pulau tersebut. Jalan satu-satunya adalah menyewa kapal yang cukup mahal harganya. Jarak tempuh normal dari Jakarta kurang lebih 2 jam, ditambah nyebrang sebentar pake kapal, kurang lebih satu jam dari pelabuhan Paku, Anyer.

Pak Tohir dan kapal kayunya


Kesan pertama yang gue dapatin dari Pulau Sangiang adalah sepi. Jauh berbeda dibandingkan pulau-pulau di Kepulauan Seribu yang cukup banyak penduduknya. Di pulau sangiang ini rumah penduduk bisa dihitung dengan jari dan jaraknya saling berjauhan dipisahkan oleh hutan dan semak-semak. Jika ada satu kata yang dapat menggambarkan perjalanan gue kemarin, maka kata tersebut adalah 'treking'. Karena ternyata pulau ini sangat besar sekali dan jarak antar satu tempat ke tempat lain saling berjauhan. I would say nothing but I love to visit a place to find peace in Mother nature’s beauty and solitude. Okay, setelah meminta ijin dengan petugas dermaga akhirnya kita mendirikan tenda di dekat dermaga, spotnya kurang kece sih cuma karena ini pengalaman pertama kita akhirnya cari aman di dekat dermaga sajalah jadi kalau ada apa-apa bisa gampang minta bantuan.


My first time camping at a beach, I was able to watch the sunrise
Spending the night on Sangiang Island, you will sleep tight and tranquil. And when you wake up, you will be greeted by such a beautiful sun rising from behind the mangrove forest. Bagian barat Pulau Jawa tidak hanya memiliki matahari terbenam yang indah. Pulau Sangiang memiliki matahari terbit yang luar biasa. Pantai adalah cermin sempurna untuk refleksi. Hal ini mencerminkan langit, awan, pohon-pohon, perahu, dan bahkan kamu, begitu sempurna. Ini menenangkan setiap kerinduan jiwa yang damai dan harmonis. Early morning on Sangiang Island is the most recommended time for snorkeling and diving.
I really love playing on the beach! What a day! 
Me, swimming in the ocean. Enjoying my “me-time” and exploring underwater world.




Pulau kecil nan eksotik ini menawarkan banyak keindahan dan keceriaan wisata bahari. Pulau dengan luas sekitar 720 hektar ini memiliki beberapa pantai yang indah. Salah satu pantai yang gue datengin yaitu Pantai Pasir Panjang jaraknya lumayan jauh dari dermaga atau tenda kita, kita treking kurang lebih satu jam melewati pemukiman penduduk, hutan mangrove, sungai dari laut, felt like we were entering Amazon jungle, well at least from Anaconda the movie was like that. 
Keep your eyes and ears open and enjoy the mesmerizing view and sound from the waving leaves of the coconut trees.
Motor pengangkut kelapa, kita nebeng pulang dari Pantai Pasir Panjang balik ke tenda karena udah kelelahan treking haha 

Pantai Pasir Panjang begitu mengagumkan! It is a long beach with white sands ground and blue crystal water. Begitu tenang, hanya ada kita aja di pantai itu no crowd at all. Kecuali botol plastik dan sampah plastik lainnya benar-benar pemandangan menjengkelkan. Sepertinya semua orang datang ke sana hanya untuk membuang sampah mereka. But I enjoyed every minutes there, even it was so hot and the waves current was so strong!







Kita meninggalkan pulau cukup terlambat karena perahu juga datang terlambat. Tiba kembali di Jakarta pada hari Minggu malam dengan tubuh yang sakit dan penuh dengan pasir. Tidak ada air bersih di pulau, jadi gue harus menunda mandi sampai rumah. This island was pretty natural and poor facility. One of the lack organizing from our local government. As me can say, Indonesia has so many beautiful places everywhere. Only our tourism department not really work totally on it. Tourism is everyone’s business because it’s impact to every sector in that area. I wish the new tourism Minister can see the core problem of our tourism spot development, poor infrastructure and facility.

My first camping trip, literally! Love these guys!
Anyway, my weekend escape was pretty good, fun and cheap. I paid Rp. 350.000 for all the expenses. If you wanna go to this place, consider to join the backpacker trip held by some guys in Backpacker Indonesia club or just arrange it with another 6 person, so you can share the cost and make it cheap.

Happy traveling!
Traveled in 21-22 June 2014

XOXO,
Marcellina Rahmadini

No comments:

Post a Comment