Thursday, July 30, 2015

A Sailing Trip Around the Indonesian Archipelago



This past July, a dream of mine came true when I traveled to Komodo Island for the first time. The very best thing happened in my life is when my life dream is accomplished, one of my accomplishment this year is exploring Nusa Tenggara and Komodo Island. I did this because I really wanna feel the way expatriates and some of travel bloggers which knew Komodo Island better than me as an Indonesian citizen. I somehow wanna proof that there’s always beautiful side of Indonesia which people should know in a different way. So, here I am, on board with several excited travelers starting to Living On Board five days  to the beautiful Komodo Island. Taman Nasional Komodo terletak di antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan wilayah totalnya adalah 1817 km². Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing maupuin dalam negeri untuk berenang atau menyelam di perairan ini.
Ada yang bilang, “Cinta Indonesia berarti tetap bersedia dan bersemangat menjelajahi penjuru nusantara, betapapun sulitnya. Mungkin inilah prinsip yang selalu dipegang oleh para penjelajah sejak zaman dahulu, sehingga mereka mampu membuka jalan mengarungi pelosok nusantara, menguak rahasia kekayaan baru di Tanah Air tercinta.Tidak diragukan lagi, Kepulauan Komodo adalah salah satu dari kekayaan tersebut. Seperti layaknya nenek moyang kita pada zaman dahulu, kita-pun bisa mengarungi keindahannya dari atas kapal, layaknya pelaut.
Our boat - Kapal Phinisi
Sailing to Kenawa Island
My journey was started on Monday from Lombok in Senggigi as the meeting point.  I took an early flight of Lion Air to Lombok Praya International Airport. Untuk berlayar mengarungi perairan Pulau Komodo, perjalanan dimulai dari Labuhan Lombok dengan kapal. Salah satu cara unik untuk berlayar mengarungi perairan Komodo adalah dengan kapal Phinisi. Kapal yang dibuat menyerupai kapal tradisional Bugis dengan dua tiang ini dimanfaatkan sebagai akomodasi di atas air yang disebut liveaboard. We took a bus about 2 hours to Pelabuhan Senggigi, a port town in eastern Lombok. In the middle of the trip, we only stopped by for buying several snacks and food. Something funny was our tour leader asked us to try a special pineapple from eastern Lombok called ‘Nanas Becek’. It was actually an ordinary pineapple but came in a tiny and handy version. The taste was fresh! Kapal-kapal Phinisi tersebut terbuat dari kayu, dengan kamar-kamar menyerupai kabin pelaut dengan dinding-dinding kayu, menawarkan sensasi menginap yang berbeda. Fasilitas yang ada-pun lengkap, layaknya hotel bintang lima. Salah satu daya tariknya adalah open-air restaurant yang ada di dek-nya. Sambil makan, kita bisa melihat pemandangan laut yang indah. Selain Phinisi, ada opsi yang lebih budget friendly, yaitu kapal sederhana yang diperuntukkan untuk para backpacker yang haus petualangan.
Kenawa Island

Penikmat Senja
Pemandangan dari atas bukit Kenawa
First destination for today’s trip was Kenawa Island, still in West Nusa Tenggara Province, about 3 hour from Labuhan Lombok. Kenawa is an uninhabited island which covered mostly by green savannah and hills. I amazed by the view since it look like I was in Africa. The most memorable thing was I love the sunset here. It was like real Africa! Kenawa adalah sebuah pulau indah tidak berpenduduk di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di dekat Pelabuhan Laut Poto Tano di Pulau Sumbawa. Pulau dengan luas sekitar 13 hektar ini memiliki keindahan yang luar biasa dengan dikelilingi oleh pasir putih dan padang rumput di hampir seluruh daratan pulau ini, memberikan kombinasi warna alam biru dan hijau yang sangat memukau. Bila langit terang, maka kita bisa melihat Gunung Rinjani disebelah barat dan bila matahari terbenam, pemandangan sunset di langit dari pulau Kenawa sungguh menakjubkan.
Sunrise


After sunset in Kenawa, we’re overnight on board in the Gili Bola, a 30 minutes  bay from Kenawa. The boat stayed in the bay til the morning. The first on the boat I had difficulties in sleeping since the sound of boat machine was very horrible, but several days I spent here, I even forget how the boat sound was, I just remember how I sleep like a log hahaha. I slept with the sky and the stars as my roof and the islands with flores sea just beside me as my wall. I was too happy that I was really crying. Not that sobbing. But just a little burst out the tears. Some people will laugh at me, but not everyday I could sleep breathing a real fresh salty air of Flores Sea and facing the islands as my wall and the stars as my roof. But there I was. I had a very good sleep with no dreams. Really good sleep. Much deeper than when I was sleeping on the weekdays inside my air conditioned room after long work with meeting next day.

Welcome to Satonda 

We’re heading to Satonda Island in the next morning around 4 am. It took about 2 hours from Gili Bola to Satonda Island in West Sumbawa. Pulau Satonda terletak di daerah utara pulau Sumbawa dikenal juga dengan nama Gunung Satonda, memiliki ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan laut dengan luas wilayah seluas 4,8 Km. Gunung ini memiliki kawah danau air asin seluas 84 Ha dengan kedalaman 86 Meter yang masih menjadi misteri sampai sekarang. Pulau Satonda dikelilingi oleh batu karang dan memiliki ragam ikan hias yang sama jenisnya dengan yang ada di Indonesia. Inilah keunikan dan keajaiban Pulau Satonda, Pulau Satonda merupakan tempat yang tersembunyi dengan lautnya yang biru dan gunung berapi yang menjulang tinggi. Di sini dapat menikmati hamparan pantai pasir putih di sisi pulau, melakukan snorkling menikmati keindahan alam bawah laut dengan gugusan terumbu karang yang indah dan keaneka ragaman biota lautnya, selain itu juga daerah sekitar pulau merupakan tempat memancing yang menyenangkan, bahkan kita bisa bermain kano di daerah danau (kano bisa dibawa sendiri). Kita juga dapat berkemah di daerah pulau yang memang cocok untuk daerah perkemahan sembari meng-eksplore seluruh wilayah pulau.


Inside the island, there is a beautiful natural lake formed after the eruption of Tambora Mountain in 1815. The lake is covered by beautiful green hills and of course view of Tambora Mountain's peak. Btw, the lake is having a super high content of saltwater, even higher than the sea around, but at least laying down the lake was such an unforgettable moment! Pulau Satonda juga memiliki stromatolit, terumbu paling tua yang telah muncul sejak Archean, atau beribu-ribu tahun sebelum munculnya binatang-binatang bersel lebih dari satu. Tepatnya sekitar 3.000 juta tahun yang lalu. Kepekatan Danau Satonda ini juga sangat luar biasa, daya tembus matahari hanya mencapai kedalaman 10 meter saja. Karena mungkin terlalu pekat kadar air asin-nya yang tinggi. Karena cahaya matahari yang tidak bisa tembus, maka otomatis makhluk hidup yang tinggal di dalam danau pun tidak bisa bertahan hidup lama. Ikan-ikan yang berada di Danau Satonda hanya bisa tumbuh prematur.

Banyak yang kita tidak tahu tentang negeri kita sendiri, kekayaan berlimpah dengan masing-masing sejarahnya, membuat Indonesia semakin kaya. Legenda-legenda yang hampir ada di penjuru negeri ini semakin memperkaya khasanah destinasi wisata yang ada. Indonesia KayaIn Satonda we did snorkling. The underwater view was quite terrific with a good visibility and colourful corals. Finished Satonda, we're heading to Komodo Island, yeaayy! The bad news was it took about 17 hours on boat from Satonda which is in West Nusa Tenggara to Komodo Island in East Nusa Tenggara. So, I spent most of my night on the boat with friends, stars and high curiousity to see one of the most dangerous creatures ever alive in the world, the dragons! I'm not gonna tell my stories in this post because there are more and more photos taken on Komodo Island. So, before you envy with my next post, here's I present you the best sunset shoot I've ever captured in the sea near West Sumbawa Island.

TIPS!
  • Sailing Trip or Living on Board exploring Komodo Island is now famous. Several travel services offer a good package to there but usually starting from Labuan Bajo, Flores and only focus on visiting Komodo Island and nearest islands.
  • One of well-known travel service that provide full sailing trip which fully explore the Island from meeting point in Lombok to Komodo Island is Indonesian Traveler @Tukang_jalan, led by Kencana Adventure (I will tell the detail in the next post)
  • Karena tidak ada penyewaan alat snorkle, memancing, selam, kano, pelampung dan alat lainnya disarankan membawa peralatan sendiri.
  • Perjalanan Sebaiknya dilakukan bulan Maret s/d Oktober karena selain curah hujan rendah dan gelombang laut masih belum terlalu besar. Selain bulan tersebut biasanya tidak ada kapal yang berlayar karena dilarang oleh pemerintah setempat.

Traveled in 20-22 July 2015
xoxo,
Marcellina Rahmadini

No comments:

Post a Comment