Pernah denger tentang Pulau Sangiang? Pulau
kecil di Selat Sunda ini barangkali memang kurang populer sebagai tujuan
wisata. Gue juga baru tau ada pulau bernama Sangiang. Letaknya yang serba nanggung
mungkin menjadi salah satu penyebab kenapa Sangiang kurang ngetop di antara
para traveler. Dibilang
jauh juga enggak, tapi dibilang deket juga gak deket-deket amat. Pulau
Sangiang yang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang di
Provinsi Banten ini memiliki terumbu karang dan juga hutan mangrove yang
terbentang di sepanjang pesisir. Tidak
ada transportasi umum menuju pulau tersebut. Jalan satu-satunya adalah menyewa
kapal yang cukup mahal harganya. Jarak
tempuh normal dari Jakarta kurang lebih 2 jam, ditambah nyebrang sebentar pake
kapal, kurang lebih satu jam dari pelabuhan Paku, Anyer.
Pak Tohir dan kapal kayunya |
Kesan pertama
yang gue dapatin dari Pulau Sangiang adalah sepi. Jauh berbeda dibandingkan
pulau-pulau di Kepulauan Seribu yang cukup banyak penduduknya. Di pulau
sangiang ini rumah penduduk bisa dihitung dengan jari dan jaraknya saling
berjauhan dipisahkan oleh hutan dan semak-semak. Jika ada satu kata yang dapat
menggambarkan perjalanan gue kemarin, maka kata tersebut adalah 'treking'.
Karena ternyata pulau ini sangat besar sekali dan jarak antar satu tempat ke
tempat lain saling berjauhan. I would say
nothing but I love to visit a place to find peace in Mother nature’s beauty and
solitude. Okay, setelah meminta ijin dengan petugas dermaga akhirnya kita
mendirikan tenda di dekat dermaga, spotnya kurang kece sih cuma karena ini
pengalaman pertama kita akhirnya cari aman di dekat dermaga sajalah jadi kalau
ada apa-apa bisa gampang minta bantuan.
Spending the night on Sangiang
Island, you will sleep tight and tranquil. And when you wake up, you will be
greeted by such a beautiful sun rising from behind the mangrove forest. Bagian barat Pulau Jawa tidak hanya memiliki matahari terbenam
yang indah. Pulau Sangiang memiliki matahari terbit yang luar biasa. Pantai
adalah cermin sempurna untuk refleksi. Hal ini mencerminkan langit, awan,
pohon-pohon, perahu, dan bahkan kamu, begitu sempurna. Ini menenangkan setiap
kerinduan jiwa yang damai dan harmonis. Early
morning on Sangiang Island is the most recommended time for snorkeling and
diving.
My first time camping at a beach, I was able to watch the sunrise
|
I really love playing on the beach! What a day! |
Me, swimming in the ocean. Enjoying my “me-time” and exploring underwater world. |
Pulau kecil nan eksotik ini menawarkan banyak
keindahan dan keceriaan wisata bahari. Pulau dengan luas sekitar 720 hektar ini
memiliki beberapa pantai yang indah. Salah satu pantai yang gue
datengin yaitu Pantai Pasir Panjang jaraknya lumayan jauh dari dermaga atau
tenda kita, kita treking kurang lebih satu jam melewati pemukiman penduduk, hutan mangrove, sungai
dari laut, felt
like we were entering Amazon jungle, well at least from Anaconda the movie was
like that.
Keep your eyes and ears open and enjoy the mesmerizing view and sound from the waving leaves of the coconut trees. |
Motor pengangkut kelapa, kita nebeng pulang dari Pantai Pasir Panjang balik ke tenda karena udah kelelahan treking haha |
Pantai Pasir Panjang begitu mengagumkan! It
is a long beach with white sands ground and blue crystal water. Begitu tenang,
hanya ada kita aja di pantai itu no crowd at all. Kecuali botol plastik
dan sampah plastik lainnya benar-benar pemandangan menjengkelkan. Sepertinya
semua orang datang ke sana hanya untuk membuang sampah mereka. But I enjoyed
every minutes there, even it was so hot and the waves current was so strong!
Kita
meninggalkan pulau cukup terlambat karena perahu juga datang terlambat. Tiba
kembali di Jakarta pada hari Minggu malam dengan tubuh yang sakit dan penuh
dengan pasir. Tidak ada air bersih di pulau, jadi gue harus menunda mandi
sampai rumah. This island was pretty
natural and poor facility. One of the lack organizing from our local
government. As me can say, Indonesia has so many beautiful places everywhere.
Only our tourism department not really work totally on it. Tourism is
everyone’s business because it’s impact to every sector in that area. I wish
the new tourism Minister can see the core problem of our tourism spot
development, poor infrastructure and facility.
My first camping trip, literally! Love these guys! |
Anyway,
my weekend escape was pretty good, fun and cheap. I paid Rp. 350.000 for all
the expenses. If you wanna go to this place, consider to join the backpacker
trip held by some guys in Backpacker Indonesia club or just arrange it with
another 6 person, so you can share the cost and make it cheap.
Happy
traveling!
Traveled in 21-22 June 2014
XOXO,
Marcellina Rahmadini
No comments:
Post a Comment