Lima menit setelah kuterima smsmu,
kutinggalkan kamarku dengan pakaian seadanya menuju kostanmu. Sesampainya
di sana, gerbang terkunci. Aku melompat, lalu buru-buru mengetuk pintu.
Lantaran tak ada sahutan, aku mencoba membuka pintu tanpa permisi. Tak
terkunci.
Ruang tamu
kostanmu hampir tak bisa dikenali. Semua berantakan. Kutemukan kamu di sofa,
meringkuk di bawah selimut. Matamu bengkak. Kamu pasti semalaman
menangis.
"Kenapa?"
Bibirmu tak bergerak sama sekali, tapi sebutir air mata luruh dari sudut matamu. Aku bukan perempuan yang tahu bagaimana membuat laki-laki berhenti menangis. Buru-buru aku beranjak ke kamarmu. Mengambil cermin mungil yang tergantung di tembok, serta spidol. Kulingkari kedua mataku dengan spidol.
Kupasang kamera webcam. Kurengkuh pundakmu. Tiga, dua, satu. Ce krekkk!!
#13HariMencariCinta
"Kenapa?"
Bibirmu tak bergerak sama sekali, tapi sebutir air mata luruh dari sudut matamu. Aku bukan perempuan yang tahu bagaimana membuat laki-laki berhenti menangis. Buru-buru aku beranjak ke kamarmu. Mengambil cermin mungil yang tergantung di tembok, serta spidol. Kulingkari kedua mataku dengan spidol.
Kupasang kamera webcam. Kurengkuh pundakmu. Tiga, dua, satu. Ce krekkk!!
#13HariMencariCinta
No comments:
Post a Comment