Sepagi ini dia datang ke apartemenku,
menyalakan televisi di ruang tengah dan membuat sedikit keributan di dapur. Dia
menjerang air untuk menyeduh kopi. Kopi tanpa gula yang diyakininya bisa
membuat suasana hati senang sepanjang hari. Kelopak mataku baru setengah
terbuka ketika kepalanya tersembul di pintu.
"Hai!"
sapanya sambil memperlihatkan padaku gelasnya yang berasap. "Mau?"
Aku
tertawa kecil, menutup kepalaku dengan selimut. Entah kenapa kepalaku ini berat
rasanya.
"Aku
pusing," kataku.
"Minumlah
air putih, lalu cicipi kopi ini sedikit, pusingmu akan hilang.."
Kutarik
selimutku turun. Dia sudah duduk di samping tempat tidur, menyodorkan botol air
mineralku, kemudian gelas kopinya menyusul. Aku meraihnya, mencecapnya sedikit.
Panas menyengat ujung bibirku. Dan pahit kopi mengembara ke sekujur leherku.
Entah
kenapa tiba-tiba aku memikirkan momentum kebersamaan serupa di tempat lain.
Bersama seseorang. Buka kopi. Tapi, coklat. Coklat yang dingin. Amat dingin.
Dia memetik gitarnya, melantunkan lagu yang semakin lama makin sendu.
#13HariMencariCinta
No comments:
Post a Comment